Kerinci, 25 Mei 2024 – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkaya pengalaman pembelajaran mahasiswa, IAIN Kerinci dan UIN Walisongo Semarang menjalin kerja sama melalui program pertukaran dosen untuk mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran. Kolaborasi ini diharapkan mampu memfasilitasi pertukaran ilmu dan teknologi dalam pengembangan media pendidikan berbasis digital yang semakin relevan di era 4.0.
Dalam program ini, IAIN Kerinci diwakili oleh Bapak Rhomiy Handican, M.Pd., seorang dosen Tadris Matematika yang dikenal dengan keahliannya dalam pengembangan media pembelajaran berbasis edutainment untuk matematika, khususnya melalui platform Android. Bapak Rhomiy berfokus pada pengembangan media pembelajaran yang interaktif dan menarik, seperti game edukasi matematika yang dapat diakses melalui smartphone. Di sisi lain, UIN Walisongo menghadirkan Ibu Riska Ayu Wardani, M.Pd., yang juga merupakan pakar dalam pengembangan media pembelajaran berbasis Cognitive Load Theory (CLT). Pendekatan berbasis CLT yang dikembangkan oleh Ibu Riska berfokus pada penataan konten pembelajaran agar sesuai dengan kapasitas kognitif siswa, sehingga dapat mengurangi beban kognitif yang berlebihan dan memaksimalkan pemahaman materi.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kerinci, Prof. Dr. H. Asa'ari, M.Ag., menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi ini. “Kami menyambut baik kerja sama antara IAIN Kerinci dan UIN Walisongo, khususnya dalam bidang pengembangan media pembelajaran. Dengan adanya pertukaran dosen, kami berharap dapat memperkaya wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif. Selain itu, kerja sama ini juga menjadi langkah positif dalam mengembangkan kompetensi dosen melalui berbagi keahlian yang berfokus pada inovasi teknologi pendidikan,” ujar asa'ari
Ketua Program Studi Tadris Matematika IAIN Kerinci, Ibu Nur Rusliah, M.Si., menambahkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi program studi untuk mencetak lulusan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dalam pembelajaran matematika. “Kolaborasi dengan UIN Walisongo memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk mempelajari berbagai pendekatan dalam pengembangan media pembelajaran yang lebih kreatif dan efektif. Dengan keterlibatan Bapak Rhomiy dan Ibu Riska, kami berharap mahasiswa mendapatkan perspektif yang lebih komprehensif dalam menciptakan media pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa,” jelasnya.
Pihak UIN Walisongo yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Dr. H. A. Hasan Asy'ari Ulama'i, M.Ag., juga memberikan tanggapannya terkait kolaborasi ini. “Kami mengapresiasi inisiatif IAIN Kerinci untuk menjalin kemitraan dalam ranah akademik yang saling melengkapi. Kami optimis bahwa program pertukaran dosen ini dapat memberikan dampak positif, baik dalam pengembangan riset maupun dalam pengajaran. Kedua institusi memiliki keunggulan masing-masing, dan melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki demi pengembangan pendidikan yang lebih baik,” tutur Prof. Hasan.
Program pertukaran dosen ini juga mencakup berbagai kegiatan lain, seperti workshop, seminar, dan diskusi terbuka yang melibatkan mahasiswa dari kedua institusi. Rencananya, kegiatan ini akan berlangsung sepanjang semester dan diharapkan dapat menjadi percontohan bagi kerja sama di bidang lainnya.
Selain sesi kuliah tamu yang menjadi inti dari pertukaran dosen ini, sejumlah aktivitas lain juga dirancang untuk memperluas wawasan dan menguatkan pemahaman mahasiswa dalam mengembangkan media pembelajaran inovatif. Salah satunya adalah workshop praktis yang dipandu langsung oleh Bapak Rhomiy Handican, M.Pd., dan Ibu Riska Ayu Wardani, M.Pd., yang bertujuan untuk memberikan keterampilan teknis dan aplikasi praktis dalam desain media pembelajaran berbasis digital.
Pada sesi workshop tersebut, Bapak Rhomiy memperkenalkan Andromatika, sebuah konsep pengembangan media edutainment berbasis aplikasi Android yang ditujukan untuk membantu siswa memahami konsep matematika melalui metode permainan. Menurutnya, salah satu tantangan dalam pembelajaran matematika adalah menciptakan suasana yang menyenangkan namun tetap produktif. Dengan Andromatika, siswa dapat belajar melalui pengalaman yang interaktif dan menarik, yang diharapkan dapat memacu minat mereka dalam mendalami materi pelajaran.
“Media pembelajaran tidak hanya tentang penyampaian materi secara informatif, namun juga harus menciptakan pengalaman yang menghibur dan dapat merangsang pemikiran kritis siswa,” ujar Bapak Rhomiy. Ia juga menambahkan bahwa melalui media seperti game edukasi, proses pembelajaran dapat dibuat lebih fleksibel dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang semakin lekat dengan teknologi digital.
Sementara itu, Ibu Riska Ayu Wardani, M.Pd., mengedepankan konsep CLT dalam pengembangan media pembelajaran berbasis digital. Dengan pendekatan CLT, konten pembelajaran disusun agar lebih sesuai dengan kapasitas memori kerja siswa, mengurangi informasi yang tidak relevan, dan membantu siswa fokus pada elemen-elemen penting dari materi yang dipelajari. Menurut Ibu Riska, pendekatan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan belajar di era digital, di mana siswa kerap kali dibanjiri informasi yang beragam. “Dengan penerapan CLT, kita dapat menciptakan media yang lebih ramah bagi siswa sehingga mereka tidak merasa kewalahan, dan pada akhirnya, pemahaman mereka terhadap materi akan meningkat,” jelasnya.
Selain memberikan wawasan mendalam terkait metodologi yang mereka gunakan, Bapak Rhomiy dan Ibu Riska juga membuka ruang diskusi bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan di bidang pengembangan media pembelajaran. Tidak hanya sebatas kuliah tamu, kedua dosen ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proyek riset kolaboratif antara IAIN Kerinci dan UIN Walisongo. Mahasiswa yang berminat dapat mengajukan proposal penelitian yang sejalan dengan fokus kajian yang dibawa kedua narasumber.
Tanggapan Mahasiswa dan Dosen terhadap Kerja Sama Ini
Kerja sama ini disambut positif oleh mahasiswa dari kedua universitas yang merasakan langsung manfaat dari pertukaran ilmu ini. Andi Rahmatullah, seorang mahasiswa Tadris Matematika di IAIN Kerinci, mengungkapkan rasa antusiasnya. “Melalui program ini, kami jadi lebih memahami konsep-konsep dalam pengembangan media pembelajaran yang sebelumnya belum pernah kami pelajari. Penggunaan edutainment dan pendekatan CLT benar-benar membuka wawasan baru dalam cara penyajian materi,” ungkap Andi.
Dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran di UIN Walisongo, Dr. Fitriani, M.Pd., juga memberikan tanggapannya, “Pertukaran ini sangat positif, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Kerja sama ini membuka peluang bagi kita semua untuk mengeksplorasi pendekatan dan metodologi baru dalam mengembangkan media pembelajaran yang berbasis riset. Kami berharap, program seperti ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan untuk mencakup lebih banyak bidang studi.”
Membangun Masa Depan Pendidikan yang Kolaboratif dan Inovatif
Kolaborasi akademik antara IAIN Kerinci dan UIN Walisongo ini mencerminkan komitmen kedua institusi dalam membangun masa depan pendidikan yang kolaboratif dan inovatif. Melalui program pertukaran dosen ini, baik IAIN Kerinci maupun UIN Walisongo memiliki visi untuk menjadikan inovasi dalam pembelajaran sebagai salah satu strategi utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Rektor IAIN Kerinci, Dr. Zainal Abidin, M.Ag., menyampaikan harapannya agar program ini menjadi titik awal bagi bentuk kolaborasi lainnya, baik dalam bidang penelitian maupun pengabdian masyarakat.
“Kami yakin bahwa kerja sama ini akan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih luas di masa depan. Kolaborasi antar-institusi seperti ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga mempererat hubungan antar-kampus untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas,” ujar Dr. Zainal.
Pihak UIN Walisongo, melalui pernyataan dari Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Moh. Alfian, M.Pd., turut mendukung visi tersebut. “Kami berkomitmen untuk mendukung penuh program pertukaran ini, dan berharap kerja sama ini dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat jejaring pendidikan nasional. Sinergi antar-institusi seperti ini adalah modal besar dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital,” katanya.